LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI PANGAN
UJI SANITASI
PEKERJA PENGOLAHAN PANGAN
Kelompok 5A :
Christiana
Fransiska S 2012340019
Diah Porwaningtias N 2012340016
Endhah
Dwi Lestari 2012340008
Ika
Febrianti Utami 2012340082
Jurusan
Teknologi Pangan
Fakultas
Teknologi Industri Pertanian
Universitas
Sahid Jakarta
2014
I.
JUDUL
Uji
Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan
II.
HARI / TANGGAL
Sabtu, 06 September 2014
III.
TUJUAN
·
Agar
praktikan dapat melakukan uji sanitasi pekerja
pengolahan pangan
·
Agar
praktikan mengetahui penyebab kontaminasi yang bersumber dari
pekerja pengolahan pangan
IV.
TEORI SINGKAT
Kontaminasi bahan pangan oleh mikroorganisme dapat
terjadi selama pemanenan atau selama penanganan dan pengolahan. Kontaminasi
juga dapat berasal dari alat-alat, wadah atau pekerja pengolahan pangan. Oleh
karena itu sanitasi di dalam pengolahan pangan juga ditentukan oleh kebersihan
pekerja yang melakukan pengolahan, karena baik tangan, kaki, rambut maupun
pakaian yang kotor dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan yang diolahnya.
Mikroorganisme yang sering terdapat pada kulit
misalnya bakteri pembentuk spora dan dan stapilokoki, sedangkan pada rambut
sering terdapat kapang. Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat
mengeluarkan sampai 10 organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya
tergantung lingkungan disekitarnya. Suatu survey menunjukkan bahwa 43 sampai 97
persen pegawai yang bekerja pada berbagai industry pengolahan pangan merupakan
pembawa stapilokoki, koliform fekal dan enterokoki pada tangannya.
V.
CARA
KERJA
A.
UJI KEBERSIHAN
TANGAN
1. Untuk
masing-masing medium diperlukan yaitu tiga agar cawan yang berisi PCA, VJA dan
EMB, satu untuk tangan kiri dan satu lagi tangan kanan.
2. Ditempelkan
pada agar cawan tersebut selama empat detik, kemudian cawan dihitung kembali,
lakukan duplo.
3. Semua
cawan diinkubasi secara terbalik pada suhu 30oC selama 2-3 hari, dan
diamati pertumbuhan mikroba pada Plate Count Agar, pertumbuhan Stapilococcus yang membentuk koloni
berwarna hitam pada VJA, dan koloni koliform pada EMB agar cawan yang berwarna
hijau metalik (koliform fekal) atau berwarna merah muda dengan titik hitam
ditengahnya (koliform nonfekal).
Untuk menguji daya antiseptic sabun yang digunakan
untuk mencuci tangan, uji semacam ini dapat dilakukan secara bertahap terhadap:
1.
Tangan sebelum dicuci
2.
Tangan sesudah dicuci tanpa sabun
3.
Tangan sesudah dicuci dengan sabun biasa
4.
Tangan sesudah dicuci dengan alcohol
5.
Tangan sesudah dicuci dengan sabun yang
mengandung antiseptic
B.
UJI KONTAMINASI
DARI RAMBUT
1. Siapkan
dua agar cawan yang berisi NA dan PDA untuk setiap pekerja yang akan diuji.
2. Salah
seorang pekerja mencabut dua helai rambutnya menggunakan pinset, dan melakukan
setiap helai masing-masing pada agar cawan NA dan PDA.
3. Inkubasi
pada posisi terbalik selama 2-3 hari pada suhu 30oC.
4. Amati
pertumbuhan bakteri pada Nutrient Agar, serta
pertumbuhan kapang dan khamir pada Potato
Dextrose Agar.
Dari pertumbuhannya koloni yang diperoleh dapat
dievaluasi kemungkinan rambut tersebut sebagai salah satu sumber kontaminasi
dalam pengolahan pangan. Salah satu cara pencegahan kontaminasi dari rambut
adalah penggunaan topi bagi pekerja-pekerja pengolahan pangan.
VI.
DATA PENGAMATAN
Media Uji
|
Jumlah Mikroba yang Tumbuh
|
PDA uji
kontaminasi pada rambut
|
0
|
NA uji
kontaminasi pada rambut
|
1
|
VJA uji
kontaminasi pada tangan
|
0
|
PCA uji
kontaminasi pada tangan
|
TNTC
|
EMB uji
kontaminasi tangan
|
0
|
A. Uji Kebersihan Tangan
Nama
pekerja :
Ika Febrianti Utami
Jenis
pekerjaan :
Staff BCA
Jenis
kelamin :
Perempuan
Tanggal
Uji : 6
september 2014
Jam
Uji :
09.30
Pertumbuhan
relative*
Total
koliform Staphylococcus :
Keterangan
lain : uji
sanitasi kebersihan tangan dilakukan dengan perlakuan tangan pekerja tersebut
diberi dengan antiseptic terlebih dahulu.
B. Uji Kontaminasi dari Rambut
Nama
pekerja :
Christiana Fransiska Sembiring
Jenis
pekerjaan :
Staff QC Laboratorium
Jenis
kelamin :
Perempuan
Tanggal
Uji : 6
september 2014
Pertumbuhan
bakteri *) : (+)
Pertumbuhan
kapang dan khamir*): (-)
Keterangan
lain : Rambut
tidak berkerudung dan tidak keramas.
*Nyatakan
dengan -, + sampai +++
VII.
PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan mengenai uji santisai pekerja
terutama para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan pangan. Parameter yang
dilakukan yaitu uji sanitasi terhadap tangan dan rambut. Hal ini perlu
dilakukan karena pada proses pengolahan pangan merupaka suatu proses yang
sangat rentan dicemari oleh mikroorganisme. Pencemaran ini dapat berasal dari
lingkungan sekitar terutama dari kebersihan para pekerja seperti kebersihan
tangan dan rambut.
Mikroba pathogen yang mencemari makanan sehingga produk
makanan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Pada kulit sering ditemukan staphylococci
pada kulit serta kapang pada rambut sehingga uji sanitasi pekerja terhadap
kebersihan tangan dan rambut penting dilakukan untuk menghindari atau
meminimalkan terjadi kontaminasi selama proses pengolahan pangan.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan
10-100 mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung
lingkungan sekitarnya. Suatu survey menunjukkan bahwa 43-97% pegawai yang
bekerja pada berbagai industry pengolahan pangan merupakan pembawa stapilokoki,
koliform fekal, dan enterokoki pada tangannya (Fardiaz dan Jenie, 1989).
Sehingga hygiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya dalam
mencegah perpindahan penyakit ke dalam bahan makanan. Persyaratan bagi pekerja
yang penting adalah :
1.
Kesehatan yang baik, untuk mengurangi
kemungkinan pekerja yang menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen.
2.
Kebersihan, untuk mengurangi kemungkinan
penyebaran bakteri oleh pekerja,
3.
Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi,
merupakan persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan efektif. (Jenie,
1989)
Pada pengujian kebersihan tangan media yang digunakan adalah
media PCA, VJA dan EMB. Media PCA ditujukan untuk menghitung jumlah koloni
mikroorganisme yang tumbuh dengan komposisi senyawa nutrisi yang kompleks sehingga
memungkinkan untuk ditumbuhi semua jenis mikroorganisme seperti bakteri, kapang
dan khamir. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini terjadi pertumbuhan
mikroorganisme yang banyak sehingga hasil yang diperoleh “TNTC”.
Adanya pertumbuhan pada media PCA maka dapat disimpulkan
bahwa tangan pekerja mengandung mikroba seperti bakteri, kapang ataupun khamir.
Kemudian pengujian dilanjutkan dengan menggunakan media EMBA (Eosyn Methylen Blue Agar) merupakan media diferensial
untuk Escherichia coli. Koloni
spesifik tumbuh dengan ciri-ciri bentuk bulat, diameter 2-3 mm, warna hijau
dengan kilap logam dan bintik biru kehijauan di tengahnya. Hasil pengamatan yang diperoleh tidak terjadi pertumbuhan
pada media EMBA sehingga tidak ada mikroorganisme Escherichia coli yang ada pada tangan pekerja.
Kemudian pengujian dilanjutkan
kembali dengan menggunakan media VJA yang merupakan media diferensial untuk Staphylococcus. Pada media VJA koloni Staphylococcus dapat mendegradasi manitol membentuk asam yang ditandai oleh
perubahan warna merah fenol pada media menjadi kuning. Hasil pengamatan yang
diperoleh adalah negatif sehingga dapat disimpulkan tidak ada pertumbuhan staphylococcus pada tangan pekerja.
Maka
tangan pekerja tersebut mengandung sejumlah mikroorganisme. Mikroorganisme yang
ada pada tangan pekerja tersebut seperti bakteri, kapang dan khamir kecuali
tidak ada pertumbuhan E.coli dan Staphylococcus. Hal ini membuktikan
bahwa sanitizer tangan yang digunakan tidak efektif untuk membunuh
mikroorganisme pada tangan pekerja sehingga kontaminan bisa saja terjadi selama
proses pengolahan pangan walaupun telah menggunakan sanitizer.
Selain
tangan pekerja yang dapat mengontaminasi makanan, rambut juga perlu dilakukan
uji sanitasi karena rambut juga merupakan salah satu kontaminan pekerja. Rambut
yang jatuh pada makanan atau menggantung (terurai) dekat dengan makanan dapat
menimbulkan bahaya kontaminasi, terlebih lagi rambut biasanya mengandung
kapang.
Pada
uji kontaminasi rambut, rambut di uji dengan menggunakan media NA dan PDA
sehingga dapat diketahui jumlah bakteri dan kapang yang dapat mengontaminasi
bahan pangan. Uji ini dilakukan dengan cara meletakkan sehelai rambut dengan
perlakuan proses pengambilan rambut secara aseptis. Kemudian di inkubasi pada
posisi terbalik selama 2-3 hari pada suhu 30oC. Amati pertumbuhan bakteri pada
Nutrient Agar, serta pertumbuhan
kapang dan khamir pada Potato Dextrose
Agar.
Berdasarkan hasil pengamatan pengujian tersebut, terjadi
pertumbuhan pada media NA namun pada media PDA hasilnya negative. Ini
menunjukkan bahwa rambut pekerja terdapat pertumbuhan bakteri sebanyak 1
koloni. Terjadinya pertumbuhan mikroorganisme tersebut bisa disebabkan oleh
banyak factor, seperti pekerja yang tidak keramas dan tidak berkerudung
sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi dari polusi udara selama perjalanan
dari tempat kerja menuju kampus. Namun, terbentuknya 1 koloni bakteri ini sudah
menunjukkan bahwa pekerja tersebut telah mengerti pentingnya hygiene dalam
proses pengolahan pangan.
VIII.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum ini adalah pekerja yang diujikan sanitasi dan hygiene kebersihan
tangan dengan menggunakan sanitzer terjadi pertumbuhan mikroorganisme pada
media PCA. Maka dapat disimpulkan bahwa sanitizer yang digunakan pekerja
tersebut tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan pekerja
secara optimal.
Pada
pekerja yang diujikan sanitasi dan hygiene kebersihan rambut menunjukkan bahwa
pekerja tersebut telah mengerti
pentingnya hygiene rambut yang dapat berpengaruh pada proses pengolahan pangan
Karena pekerja yang diujikan tidak berkerudung dan selama perjalanan dari
tempat kerja menuju ke kampus telat terkontaminasi polusi udara yang ada pada
di jalan sehingga hasil yang didapat dari uji tersebut tumbuh satu koloni pada
media NA dan negative untuk hasil pada media PDA.
IX.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.
UNBRA. Malang.
Fitriani Santi, S.P., M.Sc.
2013. Sanitasi Pekerja. Fakultas Pertanian UniversitasPekanbaru. Riau.
Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989.Uji Sanitasi Dalam
Industri Pangan. PAUPangan dan Gizi IPB. Bogor.
Jenie, B. S.L., 1989.Sanitasi
Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.Bogor.