Cari Blog Ini

Selasa, 21 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI PANGAN UJI SANITASI PEKERJA PENGOLAHAN PANGAN


LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI PANGAN
UJI SANITASI PEKERJA PENGOLAHAN PANGAN


 

Kelompok 5A :

                            Christiana Fransiska S             2012340019
Diah Porwaningtias N             2012340016
Endhah Dwi Lestari                2012340008
Ika Febrianti Utami                 2012340082


Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2014


I.                   JUDUL
Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan

II.                HARI / TANGGAL
Sabtu, 06 September 2014

III.             TUJUAN
·         Agar praktikan dapat melakukan uji sanitasi pekerja pengolahan pangan
·         Agar praktikan mengetahui penyebab kontaminasi yang bersumber dari pekerja pengolahan pangan

IV.             TEORI SINGKAT
Kontaminasi bahan pangan oleh mikroorganisme dapat terjadi selama pemanenan atau selama penanganan dan pengolahan. Kontaminasi juga dapat berasal dari alat-alat, wadah atau pekerja pengolahan pangan. Oleh karena itu sanitasi di dalam pengolahan pangan juga ditentukan oleh kebersihan pekerja yang melakukan pengolahan, karena baik tangan, kaki, rambut maupun pakaian yang kotor dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan yang diolahnya.
Mikroorganisme yang sering terdapat pada kulit misalnya bakteri pembentuk spora dan dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan sampai 10 organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya. Suatu survey menunjukkan bahwa 43 sampai 97 persen pegawai yang bekerja pada berbagai industry pengolahan pangan merupakan pembawa stapilokoki, koliform fekal dan enterokoki pada tangannya.




V.                CARA KERJA
A.    UJI KEBERSIHAN TANGAN
1.      Untuk masing-masing medium diperlukan yaitu tiga agar cawan yang berisi PCA, VJA dan EMB, satu untuk tangan kiri dan satu lagi tangan kanan.
2.      Ditempelkan pada agar cawan tersebut selama empat detik, kemudian cawan dihitung kembali, lakukan duplo.
3.      Semua cawan diinkubasi secara terbalik pada suhu 30oC selama 2-3 hari, dan diamati pertumbuhan mikroba pada Plate Count Agar, pertumbuhan Stapilococcus yang membentuk koloni berwarna hitam pada VJA, dan koloni koliform pada EMB agar cawan yang berwarna hijau metalik (koliform fekal) atau berwarna merah muda dengan titik hitam ditengahnya (koliform nonfekal).
Untuk menguji daya antiseptic sabun yang digunakan untuk mencuci tangan, uji semacam ini dapat dilakukan secara bertahap terhadap:
1.      Tangan sebelum dicuci
2.      Tangan sesudah dicuci tanpa sabun
3.      Tangan sesudah dicuci dengan sabun biasa
4.      Tangan sesudah dicuci dengan alcohol
5.      Tangan sesudah dicuci dengan sabun yang mengandung antiseptic

B.     UJI KONTAMINASI DARI RAMBUT
1.      Siapkan dua agar cawan yang berisi NA dan PDA untuk setiap pekerja yang akan diuji.
2.      Salah seorang pekerja mencabut dua helai rambutnya menggunakan pinset, dan melakukan setiap helai masing-masing pada agar cawan NA dan PDA.
3.      Inkubasi pada posisi terbalik selama 2-3 hari pada suhu 30oC.

4.      Amati pertumbuhan bakteri pada Nutrient Agar, serta pertumbuhan kapang dan khamir pada Potato Dextrose Agar.

Dari pertumbuhannya koloni yang diperoleh dapat dievaluasi kemungkinan rambut tersebut sebagai salah satu sumber kontaminasi dalam pengolahan pangan. Salah satu cara pencegahan kontaminasi dari rambut adalah penggunaan topi bagi pekerja-pekerja pengolahan pangan.

VI.             DATA PENGAMATAN
Media Uji
Jumlah Mikroba yang Tumbuh
PDA uji kontaminasi pada rambut
0
NA uji kontaminasi pada rambut
1
VJA uji kontaminasi pada tangan
0
PCA uji kontaminasi pada tangan
TNTC
EMB uji kontaminasi tangan
0

A.    Uji Kebersihan Tangan
Nama pekerja                                : Ika Febrianti Utami
Jenis pekerjaan                              : Staff BCA
Jenis kelamin                                 : Perempuan
Tanggal Uji                                    : 6 september 2014
Jam Uji                                          : 09.30
Pertumbuhan relative*
Total koliform Staphylococcus      :
VJA
-
PCA
+++
EMB
-



Keterangan lain                             : uji sanitasi kebersihan tangan dilakukan dengan perlakuan tangan pekerja tersebut diberi dengan antiseptic terlebih dahulu.

B.     Uji Kontaminasi dari Rambut
Nama pekerja                                : Christiana Fransiska Sembiring
Jenis pekerjaan                              : Staff QC Laboratorium
Jenis kelamin                                 : Perempuan
Tanggal Uji                                    : 6 september 2014
Pertumbuhan bakteri *)                 :  (+)
Pertumbuhan kapang dan khamir*): (-)
Keterangan lain                             : Rambut tidak berkerudung dan tidak keramas.

*Nyatakan dengan -, + sampai +++


VII.          PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan mengenai uji santisai pekerja terutama para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan pangan. Parameter yang dilakukan yaitu uji sanitasi terhadap tangan dan rambut. Hal ini perlu dilakukan karena pada proses pengolahan pangan merupaka suatu proses yang sangat rentan dicemari oleh mikroorganisme. Pencemaran ini dapat berasal dari lingkungan sekitar terutama dari kebersihan para pekerja seperti kebersihan tangan dan rambut.
Mikroba pathogen yang mencemari makanan sehingga produk makanan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada kulit sering ditemukan staphylococci pada kulit serta kapang pada rambut sehingga uji sanitasi pekerja terhadap kebersihan tangan dan rambut penting dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan terjadi kontaminasi selama proses pengolahan pangan.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan 10-100 mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan sekitarnya. Suatu survey menunjukkan bahwa 43-97% pegawai yang bekerja pada berbagai industry pengolahan pangan merupakan pembawa stapilokoki, koliform fekal, dan enterokoki pada tangannya (Fardiaz dan Jenie, 1989). Sehingga hygiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam bahan makanan. Persyaratan bagi pekerja yang penting adalah :
1.      Kesehatan yang baik, untuk mengurangi kemungkinan pekerja yang menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen.
2.      Kebersihan, untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh pekerja,
3.      Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi, merupakan persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan efektif. (Jenie, 1989)
Pada pengujian kebersihan tangan media yang digunakan adalah media PCA, VJA dan EMB. Media PCA ditujukan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh dengan komposisi senyawa nutrisi yang kompleks sehingga memungkinkan untuk ditumbuhi semua jenis mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini terjadi pertumbuhan mikroorganisme yang banyak sehingga hasil yang diperoleh “TNTC”.
Adanya pertumbuhan pada media PCA maka dapat disimpulkan bahwa tangan pekerja mengandung mikroba seperti bakteri, kapang ataupun khamir. Kemudian pengujian dilanjutkan dengan menggunakan media EMBA (Eosyn Methylen Blue Agar) merupakan media diferensial untuk Escherichia coli. Koloni spesifik tumbuh dengan ciri-ciri bentuk bulat, diameter 2-3 mm, warna hijau dengan kilap logam dan bintik biru kehijauan di tengahnya. Hasil pengamatan yang diperoleh tidak terjadi pertumbuhan pada media EMBA sehingga tidak ada mikroorganisme Escherichia coli yang ada pada tangan pekerja.
Kemudian pengujian dilanjutkan kembali dengan menggunakan media VJA yang merupakan media diferensial untuk Staphylococcus. Pada media VJA koloni Staphylococcus dapat mendegradasi manitol membentuk asam yang ditandai oleh perubahan warna merah fenol pada media menjadi kuning. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah negatif sehingga dapat disimpulkan tidak ada pertumbuhan staphylococcus pada tangan pekerja.
Maka tangan pekerja tersebut mengandung sejumlah mikroorganisme. Mikroorganisme yang ada pada tangan pekerja tersebut seperti bakteri, kapang dan khamir kecuali tidak ada pertumbuhan E.coli dan Staphylococcus. Hal ini membuktikan bahwa sanitizer tangan yang digunakan tidak efektif untuk membunuh mikroorganisme pada tangan pekerja sehingga kontaminan bisa saja terjadi selama proses pengolahan pangan walaupun telah menggunakan sanitizer.
Selain tangan pekerja yang dapat mengontaminasi makanan, rambut juga perlu dilakukan uji sanitasi karena rambut juga merupakan salah satu kontaminan pekerja. Rambut yang jatuh pada makanan atau menggantung (terurai) dekat dengan makanan dapat menimbulkan bahaya kontaminasi, terlebih lagi rambut biasanya mengandung kapang.
Pada uji kontaminasi rambut, rambut di uji dengan menggunakan media NA dan PDA sehingga dapat diketahui jumlah bakteri dan kapang yang dapat mengontaminasi bahan pangan. Uji ini dilakukan dengan cara meletakkan sehelai rambut dengan perlakuan proses pengambilan rambut secara aseptis. Kemudian di inkubasi pada posisi terbalik selama 2-3 hari pada suhu 30oC. Amati pertumbuhan bakteri pada Nutrient Agar, serta pertumbuhan kapang dan khamir pada Potato Dextrose Agar.
Berdasarkan hasil pengamatan pengujian tersebut, terjadi pertumbuhan pada media NA namun pada media PDA hasilnya negative. Ini menunjukkan bahwa rambut pekerja terdapat pertumbuhan bakteri sebanyak 1 koloni. Terjadinya pertumbuhan mikroorganisme tersebut bisa disebabkan oleh banyak factor, seperti pekerja yang tidak keramas dan tidak berkerudung sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi dari polusi udara selama perjalanan dari tempat kerja menuju kampus. Namun, terbentuknya 1 koloni bakteri ini sudah menunjukkan bahwa pekerja tersebut telah mengerti pentingnya hygiene dalam proses pengolahan pangan.

VIII.       KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah pekerja yang diujikan sanitasi dan hygiene kebersihan tangan dengan menggunakan sanitzer terjadi pertumbuhan mikroorganisme pada media PCA. Maka dapat disimpulkan bahwa sanitizer yang digunakan pekerja tersebut tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan pekerja secara optimal.
Pada pekerja yang diujikan sanitasi dan hygiene kebersihan rambut menunjukkan bahwa pekerja  tersebut telah mengerti pentingnya hygiene rambut yang dapat berpengaruh pada proses pengolahan pangan Karena pekerja yang diujikan tidak berkerudung dan selama perjalanan dari tempat kerja menuju ke kampus telat terkontaminasi polusi udara yang ada pada di jalan sehingga hasil yang didapat dari uji tersebut tumbuh satu koloni pada media NA dan negative untuk hasil pada media PDA.

IX.             DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. UNBRA. Malang.
Fitriani Santi, S.P., M.Sc. 2013. Sanitasi Pekerja. Fakultas Pertanian UniversitasPekanbaru. Riau.
Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989.Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAUPangan dan Gizi IPB. Bogor.
Jenie, B. S.L., 1989.Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.Bogor.


Happy Anniversary Wijaya Platinum Cibinong

Assalamualaikum Wr. Wb. Siapa yang ga kenal dengan Wijaya Platinum disini? Buat aku Wijaya Platinum udah ga asing lagi untuk denger na...